Senin, 01 Desember 2014

MOBILITAS SOSIAL

       Nama : Nuril Febriansah
       NPM : 16213680
       Kelas : 2EA03

      PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
            Mobilitas social (Social mobility) adalah gerak perpindahan dari sastra satu ke sastra social lainnya secara vertical atau horizontal.Menurut Paul B. Horton diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari satu kelas social ke kelas social lainnya. Secara nyata, kehidupan di masyarakat tidaklah sama. Ada yang miskin, ada yang kaya, ada yang mempunyai kedudukan tinggi, ada pula yang mempunyai kedudukan rendah. Perbedaan tersebut yang mendorong manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya agar dapat naik ke sastra yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang berada pada sastra bawah.
            Misalnya, si Badrun yang semula hanya seorang supir mikrolet, tentu memilik keinginan agar kehidupannya dapat lebih baik.Ia pun bekerja keras dan berhemat untuk bias menabung. Akhirnya, ia dapat membeli kendaraan dengan uang tabungannya. Dia tidak lagi menjadi supir mikrolet milik orang lain, tetapi miliknya sendiri. Ia dapat membeli kendaraan lebih dari satu. Dengan demikian, statusnya aka naik ke sastra yang lebih baik. Dia bias menjadi juragan mikrolet dan memiliki beberapa supir. Contoh tersebut menggambarkan adanya mobilitas social vertical ke atas.
            Jika kita membicarakan tentang mobilitas, biasanya kita berpikir tentang perpindahan dari suatu tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi.Sesungguhnya, mobilitas social (gerak social) dapat berlangsung dalam dua arah.Sebagian orang mencapai status yang lebih tinggi, dan sebagian orang lagi mengalami kegagalan atau mengalami mobilitas menurun.Ada pula orang-orang yang tetap tinggal pada status yang dimiliki oleh orang tua mereka, atau tidak mengalami mobilitas.

 BENTUK MOBILITAS SOSIAL
            Mobilitas social memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut :
a.      Mobilitas Sosial Horizontal
      Mobilitas social horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kedudukan lainnya yang sederajat.Dalam mobilitas social ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang, misalnya peralihan kewarganegaraan atau pekerjaan.Sebagai contoh, Pak nano pada awalnyaadalah seorang guru matematika di SMK. Oleh karena merasa tidak ada kecocokan di tempat kerjanya, ia memutuskan untuk pindah menjadi guru matematika di SMA. Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada diri pak nano tidak ada perubahan status, ia tetap sebagai guru pengajar matematika di sekolah yang sederajat.

b.      Mobilitas Sosial Vertikal
      Mobilitas social vertical adalah perpindahan individu atau objek-objek social dari suatu kedudukan social tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.Mobilitas social vertical terdapat 2 jenis mobilitas social, yaitu mobilitas social vertical ke atas (social climbing) dan mobilitas social vertical ke bawah (social sinking).

      Mobilitas social vertical ke atas mempunyai 2 bentuk yang utama :
1.      Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
Hal ini ditandai dengan masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi yang telah ada.
2.      Membentuk kelompok baru
Pada bentuk ini terjadi pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari pada kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.
Mobilitas social vertical ke bawah mempunyai 2 bentuk utama :
1.      Turunnya kedudukan
Pada bentuk ini, kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh :
·         Seorang perajurit yang dipecat karena lari meninggalkan dinas ketentaraannya.
·         Seorang karyawan salah satu perusahaan diberhentikan dengan tidak hormat karena telah melakukan korupsi.
2.      Turunnya derajat kelompok
Pada bentuk ini, derajat sekelompok individu dan kelompok merupakan satu kesatuan.Contoh : Penurunan derajat kelompok adalah penurunan penghargaan masyarakat terhadap bangsawan, karena perubahan system pemerintahan dari monarki ke republic.

c.       Mobilitas antar generasi, intragenerasi, dan gerak social geografis
(1)   Mobilitas antargenerasi.
Cara umum, mobilitas antar generasi berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah ibu, generasi anak, generasi cucu, dsb.Sebagai contoh, pak tarjo adalah seorang tukang becak.Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sd, tetapi dia berhasil mendidik anknya menjadi seorang pengacara. Contoh itu menunjukan telah terjadi mobilitas vertical antar generasi.
(2)   Mobilitas intra generasi
Mobilitas ini adalah peralihan status social yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Contohnya adalah gerak social yang terjadi pada zaman kemerdekaan .
(3)   Gerak social geografis
Gerak social geografis adalah perpindahan individu atau kelompok dari suatu daerah kedaerah lain, misalnya transmigrasi, urbanisasi, migrasi, dan imigrasi. Contohnya banyak warga yang di sekitar gunung berapi pindah ke daerah pantai karena gunung itu akan meletus.

Faktor yang mempengaruhi mobilitas social
a.      Factor pendorong mobilitas social

1.      Perubahan kondisi social
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya, misalnya karena masyarakat berubah pandang menjadi lebih terbuka.
2.      Ekspansi territorial (peluasan daerah) dan gerak populasi
Ekspansi territorial  dan perpindahan penduduk misalnya karena perkembangan kota dan transmigrasi dapat mendorong terjadinya mobilitas social.
3.      Komunikasi yang bebas
Komunikasi yang terbatas antara anggota masyarakat akan menghambat mobilitas social. Sebaliknya, komunikasi yang bebas dan efektif akan memudarkan semua garis batas antara anggotasosial yang ada dimasyarakat.
4.      Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang berhubungan dengan spesifikasi jenis pekerjaan.Semakin spesifik pekerjaan yang ada di masyarakat, semakin sedikit pula kemungkinan individu berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya.
5.      Tingkat vertilitas (kelahiran) yang berbedada
Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat vertilitas yang tinggi.
6.      Situasi politik
Kondisi politik suatu Negara yang tidak stabil memungkinkan banyak penduduknya mengungsi atau pindah sementara ke Negara lain yang lebih aman. Contohnya ketika Indonesia terjadi  reformasi, dikhawatirkan kondisi Negara kacaubalau. Sebagian kecil penduduk Indonesia pindah ke daerah atau Negara yang dianggap aman.

b.      Faktor penghambat mobilitas social

1.      Perbedaan rasial dan agama
a.       System kasta di india. System tersebut tidak memungkinkan seseorang yang berasal dari kasta rendah dapat naik ke kasta yang lebih tinggi.
b.      Dalam agama, seseorang tidak dibenarkan dengan sebebasnya dan sekehendak hatinya berpindah agama untuk mencapai status tertentu.
2.      Diskriminasi kelas dalam system kelas terbuka
            Diskriminasi kelas dalam system kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas keatas.Hal itu terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
3.      Kelas-kelas social
            Kelas2 sosial dapat menjadi sub kultur tempat individu berkembang dan mengalami proses sosialisasi. Hal ini menjadi pembatas mobilitas keatas.
4.      Kemiskinan
            Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai status social tertentu.
5.      Perbedaan jenis kelamin/gender dalam masyarakat
            Perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status social, dan kesempatan2 untuk maju.

CARA MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL DAN SALURANNYA
            Cara melakukan mobilitas social dan salurannya adalah sebagai berikut :
1.      Perubahan standar hidup
      Kenaikan penghasial tidak menaikan status secara otomatis , tetapi akan mereflekasikan suatu standar hidup yang lebih tinggi.
2.      Perubahan tempat tinggal
      Untuk meningkatkan status social, seseorang dapat berpindah tempat tinggal ke tempat yang lebih baik, dengan fasilitas linkungan social, dan keamanan yang lebih baik titik.Sebagai contoh pada awalnya, seseorang bertempat tinggal diperumnas. Kemudian dia pindah ke lokasi perumahan real estate
3.      Perubahan tingkah laku
      Untuk mendapatkan status social yan g lebih tinggi, orang berusaha menaikan status sosialnya dan memperaktikan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirsikan sebagai kelasnya bukan hanya tingkah laku melainkan juga pakaian.
4.      Perubahan nama
      Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan dengan posisi social tertentu. Gerak social keatas dapat dilakukan dengan cara mengubah nama diri menjadi nama yg menunjukan posisi social yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dikalangan masyarakat feodal jawa “kang” untuk lelaki biasa. Jika lelaki itu diangkat sebagai pengawas pamong peraja, sebutan kang berubah menjadi “raden” sesuai dengan kedudukannya yang baru
5.      Pernikahan
      Peningkatan status social ketingkat yg lebih tinggi dapat dilakukan melalui pernikahan. Sebagai contoh, seseorang yang berasala dari keluarga sangat sederhana menikah  dengan orang dari keluarga kaya dan terpandang dimasyrakat. Pernikahan itu dapat menaikan status orang tersebut.
6.      Bergabung(berafiliasi) dengan asosiasi tertentu
      Seseorang dapat meningkatkan statusnya dengan melibatkan diri pada salah satu organisasi tertentu.Contohnya orang2 yang tidak berpendidikan dapat menjadi anggota ormas tertentu.
7.      Saluran mobilitas social
      Dalam gerak social, terutama gerak social keatas menurut Pitirim A. Sorokin (1960), terdapat saluran2 tertentu didalam masyarakat proses gerak social vertical melalui saluran2 tersebut disebut social circulation (sirkulasi social).
8.      Angkatan bersenjata
      Angakatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat .misalnya , seorang prajurit seorang prajurit akan mendapat penghargaan dari Negara karena berjasa telah menyelamatkan Negara dari  pemberontakan .
9.      Lembaga lembaga keagamaan
      Seorang ulama sering dihormati , meskipun ia tak memiliki  pendidikan tinggi. Kedudukan dalam keagamaan lainnya
10.  Lembaga pendidikan
      Lembga lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret untuk mengadakan mobilitas vertikal  ke atas . bahkan , lembaga pendidikan sering dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang dapat mengangkat seseorang dari kedudukan yang lebih tinggi . contoh seorang anak nelayan dapat mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi .
11.  Organisasi politik
      Seorang anggota partai politik yang pandai , punya dedikasi tinggi , dan loyal terhadap partrai nya , kemungkinan besar akan cepat mendapatkan kedudukan dalam partainya
12.  Organisasi ekonomi
      Organisasi ekonomi memegang peranana penting sebagai saluran gerak social vertkal naik contoh   BUMN , PERSERO atau PT


13.  Organisasi keahliaan
      Merupakan wadah bagi mereka yang mempunyai keahlian tertentu contoh ICMI ,IDI, persatuan seniman , persatuan sastrawan dan ikatan ahli hukum.

HUBUNGAN MOBILITAS SOSIAL DENGAN STRUKTUR SOSIAL
            Gejala naik dan turunnya status social tentu memberikan konsekuensi – konsekuensi tertentu terhadap struktur social masyarakat .

1.      Konflik antar Kelas sosial
      Jika dalam mobilitas sosial terjadi perbedaan kepentingan antara kelas – kelas sosial yang ada di masyarakat, akan muncul konflik antar kelas .Salah satu contohnya konflik antar kelas seorang anak pembantu rumah tangga memiliki sifat tekun.
2.      Konflik antar kelompok sosial
      Di dalam masyarakat, terdapat pula mobilitas sosial yang beraneka ragam, misalnya kelompok sosial berdasarkan ideology, profesi, agama, suku, dan ras.Contohnya ada satu kelompok suku yang ada di Indonesia yg mampu menguasai perekonomian di masyarakat.
3.      Konflik antargenerasi
      Konflik antargenerasi terjadi pada antar generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.Sebagai contoh, pergaulan bebas yang saat ini banyak yg dilakukan oleh kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang di anut oleh generasi tua.
4.      Penyesuaian kembali
      Pada dasarnya, setiap konflik ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi tiap-tiap konflik, jika menyadari konflik itu merugikan kelompoknya, akan timbul penyesuaian kembali yang didasari  rasa toleransi atau rasa saling menghargai.
      Di samping dampak negative, mobilitas sosial juga bertampak positif antara lain sebagai berikut :
a.       Orang-orang akan berusaha akan terus berprestasi atau berusaha untuk maju karenaa adanya kesempatan untuk pindah strata sebagai contoh jika seorang ingin menjadi seorang gubernur ia harus mau bersaing dan berusaha untuk mengalahkan calo gubernur lainnya

b.      Mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kearah yang lebih baik contohnya adalah Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industry perubahan ini terjadi akan menjadi lebih cepat jika didukung oleh sumber daya yang berkualitas lebih baik kondisi tersebut perlu di dukung dengan peningkatan dalam pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar