Jumat, 29 November 2013

CINTA YANG TAK DIRESTUI

(Manusia dan Cinta Kasih)

            Jatuh cinta dan memiliki pacar memang menyenangkan dan bisa membuat hidup kita lebih indah dan tentunya lebih bersemangat lagi untuk menjalani hari demi hari. Tapi tidak semuanya menyenangkan namun ada juga yang sedihnya contohnya hubungan cinta tidak direstui oleh orang tua. Penyebab dari tidak direstui oleh orang tua ada berbagai macam, ada yang karena pacarnya miskin hingga fisik pacarnya.

            Contohnya ada seorang perempuan yang menjalin hubungan dengan teman kerjanya. Lalu orang tua perempuan tersebut tidak menyetujui hubungan mereka karena orang tuanya hanya melihat dari sisi bibit, bebet, bobot pacar tersebut. Padahal hubungan mereka berjalan baik-baik saja (Tidak bertengkar, tidak ngambek), dan perempuan tersebut merasa percaya bahwa mereka adalah pasangan yang soulmate.
            Jadi, jika hubungan cinta tidak direstui maka ada beberapa langkah untuk bisa hubungan cinta  bisa direstui oleh orang tua contohnya membicarakan langsung alasan, mengapa hubungan cinta tidak direstui dan satu lagi tunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang soulmate kepada orang tua contohnya memberikan perhatian kepada orang tua dan seserius apakah dia untuk memperjuangkan cintanya.
            Langkah terakhir menemukan jalan keluar. Seperti dikatakan di awal tadi, cinta itu indah dan bisa membuat hidup lebih bersemangat dan lebih baik. Bila ternyata cinta yang dijalani tersebut memang benar-benar membuat hidup kita lebih baik, lebih nyaman, dan pacar kita benar-benar sayang sama kita dan memberikan efek positif pada kehidupan kita, sudah sewajarnya kita mempertahankan hubungan cinta ini, meskipun orang tua tidak setuju.
            Orang tua selalu mengharapkan yang terbaik buat kita, hadapilah ketidaksetujuan orang tua dengan kepala dingin dan sikap yang kooperatif. Boleh jadi mereka tidak suka dengan pacar kita, tapi suatu hari nanti mereka pasti akan bisa menerima hubungan cinta kita, bila kita mampu membuktikan bahwa apa yang kita lakukan bisa membuat kehidupan kita lebih baik dan lebih indah untuk dijalani.

            Source :

Kamis, 28 November 2013

MULUT SETAJAM PISAU

(Manusia dan Tanggung Jawab)

            Ada pribahasa yang mengatakan bahwa mulutmu harimaumu yang artinya segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Seperti halnya kita membuat sebuah janji kepada teman tapi janji tersebut tidak boleh di ingkari, jadi yang sudah terlanjur membuat janji maka kita harus bertanggung jawab apa yang kita keluarkan dari mulut kita atau kita ucapkan.
            Contohnya coba perhatikan di lingkungan kita, banyak sekali setiap orang merasa dirinya selalu benar dalam segala hal, apapun yang mereka lakukan tidak pernah salah, setiap ucapan yang dikeluarkan pun merasa paling pintar dan menganggap bahwa orang lain selalu di bawah mereka. Dan mereka apa tidak sadar bahwa apa yang mereka katakan itu adalah doa bagi mereka sendiri.
            Dalam hal ini siapa yang harus disalahkan pendidikan dari rumahkah atau pengaruh dari lingkungan? Tapi biasanya “buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya” yang artinya artinya sifat anak tidak jauh dari orangtuanya dan merupakan pribahasa yang sering kali kita dengar untuk hal yang seperti ini.
            Setiap kata dan ucapan yang kalian lontarkan itu, mempunyai arti tersendiri bagi orang lain, dan tak bisa kalian samakan satu sama lain, dan dalam hal penyampaian pun harus dilihat kepada siapa yang kita ajak bicara, dan bagaimana cara menyampaikannya, agar tidak timbul kesalahpahaman, dan tidak terjadi ketersinggungan. Hal ini menurut saya sangat penting untuk diperhatikan, karena kata orang mulutmu harimaumu, jadi berhati - hatilah dalam setiap ucapan yang ingin disampaikan.
            Kesimpulan : Mulutmu harimaumu, pisau setajam apapun tidak akan bisa mengalahkan luka diakibatkan oleh kata katamu yang menusuk, jaga kata-kata kita.


           

Senin, 18 November 2013

HARI-HARI MILIK KITA

(Manusia dan harapan)

            Seorang gadis yang meninggalkan pacarnya dan lalu dia pergi ke kota menjadi guru. Kemudian dia menulis surat untuk pacarnya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk pacarnya.
            “Sampai berjumpa lagi, apakah suatu saat nanti kita akan bertemu kembali? entah kapan itu akan terjadi, itu semua sungguh membuatku terpukul, dari surat ini aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu mengapa kita harus berpisah? Kini aku bisa merasakannya bahwa kau adalah masa mudaku seberat apapun hari yang kulalui bersamamu, kau tetaplah masa mudaku, aku meninggalkanmu tanpa alasan yang pasti ku berharap itu lah yang hanya ku bisa perbuat. Suatu hari nanti kita pasti akan bertemu kembali.”
            Lalu pria tersebut membalas surat dari pacarnya yang berisikan “Itu benar seharusnya kita sebagai manusia itu selalu bersyukur, karena masih diberikan kesehatan. Suatu saat nanti, saat kita sudah tua mungkin anak-cucu kita akan menanyakan hal ini. Apa saja yang kamu lakukan saat masih muda dulu? Saat itu aku kira akan mudah menjawab pertanyaan seperti itu, saat seusiamu aku juga menghadapi rintangan semasa hidup.Tentu saja, generasi kita berbeda maka rintangannya pun akan berbeda yang pasti kita semua akan mengalami rintangan dalam hidup ini lalu kita akan semakin terbiasa menghadapi rintangan hidup yang ada dan akan mampu menghadapinya sendiri tapi ada juga yang lari dari rintangan ini meskipun berbeda generasi.”

            Kesimpulan : Hadapi kehidupan baru dan teruslah melangkah untuk maju, kita hanya memiliki 2 pilihan yaitu kita harus menyerah? Atau berjuang untuk mengatasinya?. Untuk menyerah bukanlah hal yang sulit kita hanya berdiam saja tanpa melakukan apa-apa tetapi jika kita memilih untuk berjuang mungkin kita akan merasa terpukul, saat kita terluka darah akan menetes sangat menyakitkan. Tapi berani untuk merasakan sakit bukankah itu merupakan sebuah bukti keberanian.