Nama : Nuril Febriansah
NPM : 16213680
Kelas : 2EA03
1. Sistem
Sistem adalah suatu organisasi besar
yang menjalin berbagai subyek dan obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan tertentu.
Subyek
dan obyek:
·
Sistem
kemayaraatan: orang atau masyarakat
·
Sistem
kehidupan/lingkungan: makluk hidup dan benda alam
·
Sistem
peralatan: barang/alat
·
Sistem
informasi: data, catatan, dan fakta
Perangkat
kelembagaan: lembaga/wadah subyek melakukan hubungan, cara dan mekanisme yang
menjalin hubungan
Tatanan/kaidah: norma/peraturan yang mengatur hubungan
subyek/obyek agar berjalan serasi.
2. Sistem ekonomi dan politik
Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah
sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sistem
ekonomi:
·
Subyek/obyek:
manusia (subyke) dan barang ekonomi (obyek)
·
Perangkat
kelembagaan: lembaga ekonomi formal dan non formal dan cara serta mekanisme
hubungan
·
Tatanan:
hukum dan peraturan perekonomian
Sheridan
(1998), economic system refers to the way people perform economic activities in
their search for personal happiness.
Sanusi (2000)
sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah
lembaga/pranata (ekonomi, sosial dan ide) yang saling mempengaruhi yang
ditujukan ke arah pemecahan masalah pokok setiap perekonomian... produksi,
distribusi, konsumsi.
Sanusi (2000),
perbedaan antar sistem ekonomi dilihat dari ciri :
o
Kebebasan
konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
o
Kebebasan
masyarakat memilih lapangan kerja
o
Pengaturan
pemilihan/pemakaian alat produksi
o
Pemilihan
usaha yang dimanifestasikan dalam tanggungjawab manajer
o
Pengaturan
atas keuntungan usaha yang diperoleh
o
Pengaturan
motivasi usaha
o
Pembentukan
harga barang konsumsi dan produksi
o
Penentuan
pertumbuhan ekonomi
o
Pengendalian
stabilitas ekonomi
o
Pengambilan
keputusan
o
Pelaksanaan
pemerataan kesejahteraan
Benang merah hubungan sistem ekonomi dan sistem politik
KUTUB A
|
KONTEKS
|
KUTUB Z
|
Liberalisme
|
Ideoligi politik
|
Komunisme (menghapus hak
perorangan)
|
Demokrasi
|
Rejim pemerintahan
|
Otokrasi atau otoriter (kekuasaan tak terbatas)
|
Egaliterisme (Berderajad
sama)
|
Penyelenggaraan kenegaraan
|
Etatitsme (Lebih mementingkan
negara)
|
Desentralisme
|
Struktur birokrasi
|
Sentralisme
|
Kapitalisme
|
Ideologi ekonomi
|
Sosialisme
|
Mekanisme pasar
|
Pengelolaan ekonomi
|
Perencanaan terpusat
|
Perbedaan sistem ekonomi suatu negara dapat ditinjau dari
beberapa sudut:
1.
Sistem kepemilikan
sumber daya atau faktor-faktor produksi
2.
Keleluasaan
masyarakat untuk berkompetisi dan menerima imbalan atas prestasi kerja
3.
Kadar peranan pemerintah
dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian
pada umumnya
Di
dalam negara Republik Indonesia sendiri menggunakan sistem ekonomi Demokrasi
Pancasila. Sistem ekonomi inilah yang cocok dengan Indonesia, yang agaknya
merupakan sistem ekonomi dengan persaingan yang terkendali.
Indonesia
sebagai negara penduduk muslim tersebar didunia sejak lama sudah mencoba
menerapkan sendi – sendi ekonomi islam ( sistem ekonomi campuran ) dalam
praktek – praktek pembangunan ekonominya. Yang jika ditinjau berdasarkan
pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor – faktor produksi,tidak terdapat
alasan intuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalisme. Tidak
cukup argument untk menyatakan Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis.
Indonesia mngakui pemilikan individual atas faktor – faktor produksi, kecuali
sumber daa alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak , dikuasai oleh
negara. Hal ini sebagai mana telah diungkapkan Pasal 33 UUD 1945 . jadi secara
konstitusional , Sistem ekonomi Indonesia bukan Kapitalis maupun Sosialis.
Dalam
memahami konsep ekonomi itu sendiri masih memiliki kerancuan. Seperti apa yang
disampaikan , konsep intervensi negara yang begitu jauh dalam mengatur
kehidupan rakyatnya dalam kepemilikan. Jika tidak hati – hati cenderyng
mengrahkan pembaca pada pemikiran bahwa sistem ekonomi sosialis yang banyak
dianut oleh negara – negara komunis lebih baik dari pada sistem Demokrasi
Pancasila itu sendiri .
Sementara
yang banyak diperjuangkan oleh para pemikirekonomi si Indosnesia selama ini
adalah Sistemekonomi kerakyatan. Dalam konsep ini , individu tidak dilarang
dalam memiliki barang–barang atau modal sama sekali, namun negara dalam hal
ini mengarahkan dalam pembagiankepemilikan tersebut kepada masyarakat.
Dan
sehubungan dengan persaingan antar badan usaha, tidak terdapat rintangan bagi
suatu perusahaan untuk memasuki suatu bidang usaha tertentu. Namun untuk
menghindari persaingan yang tidak sehat dalam usaha barang tertentu yang sudah
jenuh, pemerintam mengendalikannya dengan membuka prioritas –prioritas bidang
usaha , termasuk juga prioritas local usaha pengendalian dimaksud misalnya
ialah mengumumkan Daftar Negatif Investasi ( DNI ).
Ketidak
kapitalisan dan ketidak sosialisan sistem ekonomi Indonesia ( masing–masing
dalam pengertiannya yang murni ) terlihat pula perilaku , norma, dan etika,
yang berlangsung atau berlaku berlangsung dimayarakat. Kendati tidak tertulis,
tapi kadar kapitalis dan sosialis masih jelas terkandung dalam perorganisasian Indonesia.
Tapi
dari itu semua rasionalitas masyarakat Indonesia dalam berekonomi adalah
tercita dan terpeliharanya optimalitas , bukan maksimalitas. Dalam memenuhi
keinginan, masyarakat lebih memilih tercapainya keadaan yang optimum (
keserasian pencurahan upaya dan sumberdaya dengan hasil yang diperoleh )
daripada peraihan kedudukan maksimum. Dengan begitu diharapka pertumbuhan
ekonomi tetap terjaga pada tingkatyang diharapkan sekaligus ketimpangan dalam
hal distribusi pendapatan perlahan–lahan dapat diperkecil.
Walaupun
individualisme orang Indonesia dalam perilaku sehari – hari tampak nyata, dan
diduga akhir–akhir ini semakin tebal, namun rasa kebersamaan dan
kesetiakawanan tak pernah memudar.
Dalam
masalah tentang diterapkannya sistem tersebut adalah persoalan kemiskinan dan
penganguran. Umumnya masalah ini merupaka msalah klasik yang selalu dihadapi
oleh negara ini. Ketika berbicara mengenai hal tersebut sering kita pikirkan
bahwa masalah tersebut selalu timbul karena adanya hal dalam ketimpangan masalah
ekonomi seperti dalam contohnya pemenuhan kebutuhan pokok. Menurut bebrapa
pakar hal tersebut masih berkaitan dengan banyak faktor, diantaranya dalah
faktor ketimpangan kakuasaan, prestise, status, jenis kelamin, kepuasaan kerja,
kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan memilih dan sebagainya , yang
kesemuanya erat kaitannya dengan komponen fundamental dari hakikat konsep
pembangunan, yakni merupakan upaya penaikan harga diri dan kbebasan memilih.
Jadi
walaupun kebutuhan pokok masyarakat secara ekonomis sudah terpenuhi dengan
baik, namun ketimpangan non-ekonomis seperti yang disebutkan diatas masih belum
terpenuhi, apakah sudah bisa dikatakan rakyat tersebut sudah sejahtera (tidak
miskin).
3. Faktor-faktor
dalam Sistem Ekonomi Indonesia
1. Dana
untuk negara yang seharusnya dialokasikan sebagai kepentingan kegiatan ekonomi
ternyata untuk kepentingan perang dan konsumsi politik;
2. Adanya
kecenderungan-kecenderungan yang cukup signifikan dalam penggunaan sistem
perekonomian yang tidak sesuai dengan keadaan masyarakat;
3. Program
dalam kegiatan ekonomi diatur oleh tokoh yang relatif tidak sesuai bidangnya,
namun oleh kaum politik sehingga menyebabkan kebijakan (keputusan) itu disusun
yang cenderung demi masalah politik
bukan masalah ekonomi.
4. Sebagai
akibat yang menyebabkan adanya sistem etatisme pada suatu periode, yaitu
sebagai berikut :
a. Semakin
buruknya sarana komunikasi dan produksi yang berdampak lemah bagi posisi
ekspor.
b. Semakin
meningkatnya defisit anggaran Negara.
c. Semakin
besar laju pertumbuhan penduduk dibandingkan pertumbuhan ekonomi.
5. Alasan
Adanya Sistem Ekonomi Indonesia
a. Warga
negara memiliki suatu kebebasan saat memilih pekerjaan yang dilakukan dan ada
hak di dalamnya serta memiliki kehidupan yang layak.
b. Hak
yang dimiliki secara individu mendapat pengakuan dan manfaat yang tidak
membolehkan adanya perselisihan atau kurang bersahabat atas kepentingan
masyarakat.
c. Memiliki
cabang produksi utama untuk negara serta dapat menguasai keinginan hidup bagi
orang banyak yang dikuasai penuh oleh negara.
d. Perekonomian
ini diatur untuk usaha secara menyeluruh dan bersama yang berdasarkan
kekeluargaan.
e. Fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar itu dilindungi dan dipelihara oleh negara.
f. Adanya
inisiatif dan daya kreativitas untuk setiap warga negara yang dikembangkan secara
penuh dalam keterbatasan yang tidak merugikan bagi kepentingan umum.
Kesimpulan
Jadi
Sistem Ekonomi Indonesia adalah demokrasi ekonomi atau ekonomi Pancasila.
Kandungan demokrasi ekonomi ini menyatakan bahwa adanya produksi yang dilakukan
untuk usaha bersama demi kepentingan bersama. Demokrasi ekonomi ini memiliki
peran yang aktif dalam masyarakat berkenaan dengan kegiatan pembangunan.
Pemerintah pun berkewajiban dalam menghasilkan sebuah bimbingan dan petunjuk
bagi pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan iklim sehat untuk pertumbuhan dalam
dunia usaha. Sedangkan dalam bidang usaha pun memiliki kewajiban sebagai
pemberi sebuah tanggapan positif pada pengarahan dan bimbingan.
Dengan
demikian Sistem Ekonomi Indonesia tersebut melarang adanya suatu kebebasan usaha
tak terkendali yang dapat menimbulkan kemungkinan adanya eksploitasi untuk
pihak ekonomi yang bersifat lemah dan merasa dijajah sebagai akibat dengan
semakin menyebar luasnya jurang pemisah atau memilih antara golongan kaya dan
golongan miskin serta adanya peran pemerintah yang terlalu berlebihan sehingga
dapat membunuh rasa motivasinya masyarakat serta daya kreativitas pun hilang
untuk dapat dikembangkan.
Oleh karena itu,
masyarakat hanya mampu untuk bersikap pasif tanpa adanya aksi yang bermanfaat
untuk negara dan juga bermunculan suatu bentuk yang memusat atas kekuatan
ekonomi untuk satu kelompok tertentu, sehingga pihak konsumen seperti golongan
robot yang diatur sedemikian rupa dalam menjalankan sebuah permainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar