Nama : Nuril Febriansah
NPM : 16213680
Kelas : 2EA03
A. DASAR -DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan harus
dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat
(accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan
yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari
permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan
dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan
keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif
sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini
mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
·
Keuntungan :
a.
waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan
relatif lebih pendek
b.
untuk masalah yang pengaruhnya terbatas,
pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
c.
kemampuan mengambil keputusan dari pengambil
keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
·
Kelemahan:
a.
Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b.
Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit
diukur kebenaran dan keabsahannya.
c.
Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan
seringkali diabaikan.
2.
Pengalaman
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,
karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang
yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan
akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi
kini.
3.
Fakta
Pengambilan
keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan
dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang
dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4.
Wewenang
Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.
·
Kelebihan :
a.
Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan,
terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
b.
Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu
yang cukup lama
c.
Memiliki daya autentisitas yang tinggi
·
Kelemahan :
a.
Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b.
Mengasosiasikan dengan praktik dictatorial
c.
Sering melewati permasalahan yang seharusnya
dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5.
Logika
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap
semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati
kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan
secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·
kejelasan masalah
·
orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan
yang ingin dicapai
·
pengetahuan alternatif : seluruh alternatif
diketahui jenisnya dan konsekuensinya
·
preferensi yang jelas : alternatif bisa
diurutkan sesuai kriteria
·
hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik
didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan yaitu :
·
Internal Organisasi seperti ketersediaan dana,
SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dsb.
·
Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial
politik, ekonomi, hukum,dsb.
·
Ketersediaan informasi yang diperlukan
·
Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan,
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan:
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.
hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud,
yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.
setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan
bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.
setiap keputusan janganlah berorientasi pada
kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.
jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.
pengambilan keputusan merupakan tindakan mental.
Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.
pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan
waktu yang cukup lama;
7.
diperlukan pengambilan keputusan yang praktis
untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.
setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar
dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.
setiap keputusan itu merupakan tindakan
permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor
lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan :
1.
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman,
atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan
rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu
situasi secara subjective.
3.
Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami
situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.
Praktikan
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan.
Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya
dalam bertindak.
5.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu
orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Selanjutnya,
John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)
menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan
keterbatasan kemampuan.
Dalam
pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Pertama, nilai
individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang
jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan.
Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari
lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu bahkan tidak
berfikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik oleh
kesempatan untuk menang.
Kedua, kepribadian.
Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis
seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh terhadap
keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional versus
obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi
tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu
perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain
mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan
kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga,
kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam
membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi
resiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut.
Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko
adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil
keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat
mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah ketidakpastian
dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil
keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas
strategi lainnya.
Adapun dalam
referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
personal.
Kognisi, artinya
kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan
menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
Motif, suatu
keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan
mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
Sikap, Bagaimana
keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan
waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
C.
JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pada dasarnya jenis pengambilan keputusan
di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah suatu berkaitan dengan
persoalan yang sudah diketahui sebelumnya, keputusan ini menggunakan teknik dan
standar tertentu dalam menangani urusan rutin dan dapat diprogram secara
otomatis. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen
tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan
lain-lain.
b.
Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram adalah persoalan baru
(tidak diketahui sebelumnya), parameter rumit (tidak tersedia), mengandalkan
intuisi dan pengalaman, tidak melibatkan permasalahan rutin yang memerlukan
solusi secara rinci pada situasi yang ada. Keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas.Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak
mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar